Pengertian Wawancara, Bentuk, Jenis, Tata Cara, Tahap dan Syarat. Definisi wawancara, bagaimana cara melakukan wawancara yang baik dan benar. Kita memang sudah sering berbincang dengan berbagai orang di kehidupan sehari-hari. Mulai dari teman sebaya, orang tua, guru dan berbagai tingkatan usia. Mengobrol sendiri dilakukan untuk saling berbagi informasi mengenai berbagai macam hal. Untuk menghibur diri maupun untuk menambah pengetahuan. Namun berbeda dengan mengobrol pada umumnya, informasi juga dapat didapatkan lebih detail dengan kegiatan yang disebut sebagai wawancara. Mari kita bahas lebih detail tentang wawancara.
Pengertian Wawancara
Bisa kita pahami, bahwa wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi, data, keterangan atau hal-hal lain mengenai suatu kejadian maupun hal-hal tertentu.
Pewawancara bertindak sebagai pihak yang mengajukan pertanyaan, dan berhak mendapatkan informasi. Informasi ini dapat dijadikan bahan penelitian pribadi maupun dibagikan ke pihak luar secara umum sesuai dengan tujuan awal kegiatan wawancara.
Sedangkan narasumber adalah pihak yang ditanyai dan memberikan jawaban atas pertanyaan dari pewawancara agar informasi dapat tersampaikan. Orang yang dijadikan narasumber ialah orang yang ahli di bidang tertentu yang berkaitan dengan informasi atau data yang kita cari. Sebutan lain untuk narasumber adalah informan.
BACA JUGA: PENGERTIAN SURAT, SURAT PRIBADI, DAN SURAT RESMI. APA SAJA JENISNYA, CIRINYA, STRUKTUR DAN CARA MEMBUATNYA.
Perbedaan Wawancara dengan Obrolan Biasa
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa wawancara itu berbeda dengan percakapan sehari-hari. Lalu apa saja perbedaannya? Berikut ini perbedaan wawancara dengan obrolan biasa:
- Dalam wawancara, umumnya pewawancara dan responden belum saling kenal sebelumnya, sedangkan obrolan biasa seringnya dilakukan oleh orang yang sudah saling kenal.
- Pewawancara adalah pihak yang selalu bertanya, dan responden adalah pihak yang selalu menjawab pertanyaan. Sedangkan obrolan biasa adalah kegiatan komunikasi dua arah dimana masing-masing pihak bisa bergantian bertanya dan menjawab.
- Pewawancara tidak boleh menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban saja. Pewawancara harus harus selalu bersikap netral bagaimanapun tanggapan narasumber. Sedangkan pada obrolan biasa tidak terikat peraturan semacam ini.
Wawancara adalah proses interaksi antara pewawancara dan narasumber. Walaupun bagi sebagian besar pewawancara biasanya menganggap proses tersebut adalah satu bagian dari kegiatan dalam penelitian,tetapi belum tentu begitu pula bagi responden.
Misalkan kita posisikan bahwa pewawancara dan responden telah menganggap bahwa wawancara adalah bagian dari kegiatan penelitian, namun dengan hasil yang tetap sukses, setidaknya pelaksanaan wawancara tetap saja tergantung dari proses interaksi yang terjadi. Suatu hal yang paling penting dari proses interaksi yang terjadi pada saat wawancara adalah wawasan dan pengertian.
Pewawancara yang baik adalah pewawancara yang menguasai tema dan informasi yang ingin digali. Akan sangat sia-sia jika pewawancara hanya menanyakan hal-hal umum dan hanya mengandalkan inisiatif narasumber untuk memberikan variasi jawaban.
BACA JUGA: PENGERTIAN CERITA FIKSI, JENIS, UNSUR DAN CIRI-CIRINYA
Bentuk Wawancara
Wawancara bukanlah kegiatan yang dilakukan tanpa tujuan. Tujuan-tujuan dalam wawancara ada bermacam-macam. Dalam meraih informasi yang diinginkan, maka wawancara mengelompokkan kegiatannya menjadi beberapa bentuk. Berikut adalah contoh bentuk wawancara:
- Wawancara berita biasanya dilakukan dengan tujuan mencari bahan berita
- Wawancara dengan menyiapkan pertanyaan terlebih dahulu
- Wawancara via telepon
- Wawancara pribadi
- Wawancara dengan lebih dari satu orang
- Wawancara mendadak atau spontan
- Wawancara kelompok, di mana biasanya satu nara sumber dikelilingi banyak pewawancara
Syarat Wawancara
Wawancara tidak akan bisa berlangsung tanpa adanya tiga syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Yaitu:
- Pewawancara, wartawan atau jurnalis
- Narasumber, informan atau orang yang diwawancarai
- Tema (Topik) Wawancara, bahan yang dijadikan tema pembahasan dalam wawancara
Jenis Wawancara
Bukan hanya memiliki banyak bentuk, wawancara juga memiliki beberapa jenis. Berikut adalah jenis-jenis wawancara:
Wawancara Bebas
Dalam kegiatan wawancara bebas, pewawancara tidak memiliki batasan pertanyaan yang akan diajukan pada narasumber. Namun tetap harus berkaitan dengan informasi apa yang ingin didapatkan. Jika sembarangan, akan mengakibatkan arah pertanyaan yang tidak terkendali dan cenderung meluas ke berbagai hal yang tidak berkaitan sama sekali.
Wawancara Terpimpin
Dalam sesi wawancara terpimpin, umumnya para pewawancara sudah disiapkan sebuah daftar pertanyaan yang lengkap dan terperinci sesuai dengan informasi yang ingin digali. Tidak seperti wawancara bebas, wawancara terpimpin lebih ketat dalam pembatasan mengenai pertanyaan yang ingin diajukan oleh pewawancara. Pertanyaan jenis ini dan ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya. Pertanyaan dengan mengikuti panduan ini dinamakan sebagai interview guide.
Wawancara Bebas Terpimpin
Dalam kegiatan wawancara bebas terpimpin, pembatasan materi dan pertanyaan pewawancara hanya diberikan secara garis besar. Berbeda dengan wawancara terpimpin, wawancara bebas terpimpin bisa dikatakan lebih terbuka namun tetap dalam batasan garis besar.
Sikap-Sikap yang Harus Dijaga Pewawancara
Saat melaksanakan kegiatan wawancara, pewawancara harus dapat mengatur dan menjaga suasana agar tidak terlalu kaku. Kebanyakan responden yang tidak terbiasa diwawancara akan kaku dalam menjawab pertanyaan. Maka dari itu, pewawancara harus tetap menjaga sikap demi terciptanya suasana yang baik. Contoh sikap yang harus dimiliki oleh pewawancara adalah:
Netral
Netral berarti bahwa pewawancara tidak boleh memberikan pendapat apapun mengenai komentar yang dilontarkan oleh narasumber. Respon tidak suka dengan jawaban narasumber akan membuat suasana tidak enak antara pewawancara dengan narasumber. Maka dari itu, pewawancara harus tetap tenang dan menerima semua komentar dari narasumber untuk bisa mendapatkan informasi selengkap dan sedetail mungkin.
Ramah
Ramah berarti bahwa pewawancara harus terus menjaga ritme pembicaraan tetap tenang dan ramah. Dengan begitu, pewawancara dapat mendapatkan perhatian dari narasumber. Narasumber juga tidak akan segan untuk berkomentar dan memberikan informasi yang lebih banyak. Selain itu juga menggunakan kata atau kaliamt yang sopan dan mudah dipahami.
Adil
Adil berarti bahwa pewawancara harus dapat memperlakukan semua narasumber atau responden secara sama. Pewawancara tidak boleh mencela dan membedakan narasumber satu dengan yang lain. Harus tetap menghormati dan sopan kepada semua narasumber bagaimanapun kondisi dan keadaannya. Dengan begini, narasumber tidak akan merasa didiskriminasi dan diperlakukan berbeda dengan yang lainnya.
Menghindari Ketegangan
Ini berarti bahwa pewawancara harus tetap menjaga kehangatan dalam perbincangan untuk menghindari ketegangan. Jangan sampai responden merasa dihakimi atau dicela. Jika suasana tegang, narasumber sangat berhak untuk membatalkan sesi wawancara tersebut dan meminta agar pewawancara tidak menuliskan hasil wawancara pada saat itu. Tetap menjaga suasana dan situasi akan menciptakan obrolan dan kegiatan wawancara yang tetap terarah. Termasuk dengan menghindari kata yang tidak sopan, serta sesuatu yang tidak perlu dilakukan saat wawancara
Adapun hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat wawancara, antara lain:
- Menanyakan hal yang sudah umum dan diketahui jawabannya
- Menanyakan pertanyaan yang sebenarnya mirip dengan jawaban sebelumnya
- Meminta narasumber mengulang-ulang jawabannya
- Memotong pembicaraan narasumber secara spontan
- Merasa sok pintar dari narasumber
BACA JUGA: PENGERTIAN TEKS EKSPOSISI, CIRI-CIRI, JENIS, TUJUAN, STRUKTUR DAN PENGGUNAANNYA YANG BAIK DAN BENAR.
Tahap-tahap Wawancara
Sebelum kita melakukan wawancara, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu apa saja tahapan dalam wawancara itu sendiri.
Persiapan
Persiapan wawancara meliputi:
- Menentukan topik wawancara dan tujuannya
- Membuat list ketentuan informasi yang ingin di dapatkan atau dikumpulkan
- Menentukan narasumber
- Menghubungi narasumber dan membuat kesepakatan
- Mencocokkan pertanyaan dan menyusun daftar pertanyaan
Pelaksanaan
Pelaksanaan wawancara meliputi:
- Ucapkan salam
- Perkenalan diri
- Mengutarakan maksud dan tujuan dari wawancara
- Menyampaikan pertanyaan secara teratur
- Mencatat atau menyimpan hasil wawancara
- Meminta kesediaan narasumber untuk dapat dihubungi di lain waktu
- Menyampaikan terima kasih dan salam penutup
Penyusunan Hasil
Pastikan isi dari laporan hasil wawancara terdiri dari bagian-bagian berikut:
- Tema dan topik utama
- Tujuan dan maksud dari kegiatan wawancara
- Identitas lengkap dari narasumber
- Ringkasan wawancara
- Isi detail wawancara dapat dituliskan dalam bentuk dialog maupun narasi
Hasil informasi wawancara yang baik adalah yang terperinci dan informatif. Percuma saja jika kegiatan wawancara hanya dilakukan untuk mendapatkan informasi dasar yang umumnya juga sudah diketahui orang lain. Tujuan dari wawancara sendiri adalah agar mendapatkan informasi yang berguna.