Thursday , December 5 2024
Pengertian Disintegrasi Adalah Gejala Bentuk Faktor Basis Pola Pencegahan Penanggulangan

Pengertian Disintegrasi, Gejala, Bentuk, Faktor, Upaya Pencegahan & Penanggulangan

Pengertian Disintegrasi, Gejala, Bentuk, Faktor, Upaya Pencegahan & Penanggulangan. Penjelasan definisi disintegrasi bangsa yang meliputi arti, basis sosial, pola, gejala, bentuk, faktor, upaya pencegahan dan penanggulangan disintegrasi itu sendiri. Jika pada materi PKN sebelumnya kalian telah mempelajari tentang pengertian konstitusi, fungsi, tujuan, macam dan urgensi pada pemerintahan; maka kali ini di website ILMUPELAJARAN.COM kalian akan mulai memahami apa yang dimaksud dengan disintegrasi, serta apa saja bentuk, faktor, basis sosial, gejala dan cara menanggulangi sekaligus mencegah disintegrasi.

Pengertian Disintegrasi

Jika dilihat sesuai dengan pengertian pada kamus besar bahasa Indonesia, kata disintegrasi memiliki arti suatu keadaan yang tidak bersatu padu atau keadaan yang terpecah belah, dan juga hilangnya keutuhan atau persatuan, perpecahan.

Kita dapat memahami bahwa istilah ini secara harfiah dapat dipahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi bagian-bagian yang saling terpisah menurut Webster’s New Encyclopedic Dictionary 1994. Pengertian ini juga mengacu pada kata kerja disintegrate. Potensi disintegrasi yang ada pada bangsa Indonesia menurut data empiris rupanya relatif tinggi. Salah satu indikasi dari potensi ini adalah adanya homogenitas etnik dan linguistik yang dapat dikatakan cukup rendah.

Disintegrasi adalah merupakan gerakan terpenting yang umumnya disebarkan untuk mendominasi pemerintahan pada suatu negara sehingga pembangunan yang ada pada masyarakatnya diorientasikan pada corak Barat. Masyarakat Barat sendiri dibangun atas dasar disintegrasi dan diskriminasi yang awalnya menjadi tumpuan rasionalitas Eropa, logika pembaratan, dan pola kehidupan Barat.

Jika ditilik secara historis, masyarakat modern saat ini sebenarnya lahir dalam lingkup disintegrasi, dimana menyebabkan mereka memaksakan negerinya untuk berwatak disintegratif. Padahal lembaga-lembaga ekonomi dan kebudayaan yang ada di negara merupakan institusi lokal. Karena itu, tidak heran jika kita kini banyak melihat masyarakat modern yang bergaya hidup seperti hasil undang-undang disintegrasi yang kini berdampingan dengan peraturan adat dan agama yang melahirkan disintegrasi dalam berbagai hal.

Hal-hal tersebut tidak berarti di hadapan masyrarakat religius dan masyarakat tradisional yang umumnya masih orisinil sebagai rival negara disintegrasi dan aspek-aspek yang bertumpu pada disintegrasi juga diskriminasi yang umumnya berdasar pada rasionalitas Eropa, logika pembaratan, dan pemolaan kehidupan barat.

BACA JUGA: LEMBAGA TINGGI NEGARA DI INDONESIA, HAK DAN KETENTUAN

Pola Disintegrasi Sosial

Pola disintegrasi sosial yang paling umum ditemui adalah:

  • Pertama, kebodohan dan kemiskinan yang tidak jelas solusinya, atau jaminan pendidikan untuk masyarakat juga tidak tersedia.
  • Kedua, penyimpangan sering ditemui terutama yang mengganggu kepentingan umum dengan modus operasi yang beragam, penyimpangan lain bahkan dapat masuk dalam kegiatan berbahaya seperti ketergantungan obat dan heroin atau bahkan penyakit menular seksual.
  • Ketiga, rendahnya prinsip dan ketaatan publik terhadap berbagai peraturan dan suatu komunal membuat nilai kemanusiaan menjadi semakin menipis.
  • Keempat, menjadi tidak berfungsinya institusi-institusi sosial dan jaringan sosial karena persoalan birokrasi yang tidak selesai-selesai. Pelayanan publik yang ada tidak dapat berlangsung dengan baik karena dilanda sistim birokrasi yang tidak maksimal. Ini menyebabkan Korupsi melanda berbagai pihak yang berada dalam pelayanan publik.

Basis Sosial Disintegrasi

Walaupun sering ditemui, umumnya tidak terlihat secara gamblang efek dari disintegrasi. Proses disintegrasi telah terakumulasi sudah berubah menjadi suatu penyakit yang parah. Apalagi kecenderungan tidak perduli dari masyarakat mengenai sistem dan struktur yang ada akan sangat meyulitkan usaha pemecahan masalah di sebuah negara.

Masyarakat yang cenderung memisahkan diri dari sistem general dapat dilihat dari beberapa proses sosial politik yang terjadi. Bahkan seperti kebijaksanaan bahasa nasional yang dijadikan alat politik, juga dapat menjadi awal dari proses penjajahan identitas lokal karena menghilangkan akar kultur lokal dalam rangka persatuan dan kesatuan.

LIHAT JUGA: PENGERTIAN GARUDA PANCASILA, SEJARAH, MAKNA DAN ARTI LAMBANG

Gejala Disintegrasi

Kita dapat melihat gejala disintegrasi sosial secara umum dapat ditandai oleh hal-hal berikut ini:

  • Sebagian masyarakat menolak dan tidak mematuhi aturan dan norma yang ada
  • Akan muncul silang pendapat bahkan perdebatan di antara anggota masyarakat mengenai tujuan yang akan dicapai
  • Wibawa dan karisma dari para pemimpin menjadi semakin pudar dan tidak terlihat
  • Sanksi dan hukuman yang berlaku tidak dilaksanakan secara benar dan konsekuen sesuai dengan undang-undang

Bentuk Disintegrasi

Disintegrasi juga memiliki beberapa bentuk, antara lain adalah:

  • Pemberontakan atau pergolakan di daerah
  • Aksi protes dan demontrasi
  • Kriminalitas
  • Kenakalan remaja

Faktor Disintegrasi

Tentunya disintegrasi tidak akan dapat berjalan tanpa adanya faktor-faktor pendukung. Faktor pertama dan utama adalah mulai lemahnya pemikiran umat beragama. Ini membuat umat beragama umumnya akan mengalami depolitisasi sehingga mulai kehilangan pengaruh politik di tengah-tengah masyarakat. Umat beragama hanya sedikit yang memahami dan kebanyakan hampir tidak memahami politik ataupun berbagai peristiwa politik yang terjadi.

Lalu ada faktor disintegrasi bangsa yang diantaranya ialah karena negara kita memang berbentuk kepulauan dan dipisahkan oleh lautan. Ini akan dapat memunculkan sikap ingin menguasai suatu daerah sendiri dan tidak mau diatur oleh kebijakan pemerintah. Bukan hanya itu, keberagaman suku, ras dan agama yang ada juga dapat memicu disintegrasi bangsa, karena pada setiap golongan pasti sudah mempunyai budaya, watak, dan adat yang berbeda dengan yang lainnya. Akan sangat memungkinkan bahwa mereka juga mempunyai ego kesukuan atau chauvinisme, sehingga akan mudah sekali terjadi konflik dengan suku-suku yang lain.

Faktor disintegrasi yang lain ialah adanya rasa ketidakadilan antar individu maupun kelompok tertentu yang memicu pemberontakan kepada yang berbuat tidak adil.

Desintegrasi bangsa juga dapat terjadi dikarenakan kurang adanya rasa nasionalisme yang tinggi, kurangnya rasa toleransi sesama bangsa, dan campur tangan yang tidak perlu oleh pihak asing dalam masalah bangsa.

Kita juga sudah paham bahwa adanya sentralisasi pembangunan yang selama ini lebih terfokus di pulau Jawa, juga menyebabkan kesenjangan dan kecemburuan dari daerah lain, sehingga tak jarang sering ditemui bahwa masyarakat di daerah lain menjadi timbul keinginan untuk memisahkan diri dari NKRI.

MATERI LAINNYA: PELAKSANAAN DAN PENERAPAN DEMOKRASI DALAM KELUARGA, SEKOLAH & MASYARAKAT

Upaya Mencegah Disintegrasi

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh bangsa dan negara ini untuk mencegah adanya disintegrasi, di antaranya yaitu:

  • Pancasila dan UUD 1945 harus semakin digemakan lagi hingga dapat sampai ke rakyat yang paling bawah, dalam rangka untuk pemahaman dan penghayatan kehidupan sehari-hari.
  • GBHN yang pernah ada juga dapat digunakan sebagai pedoman dalam membangun bangsa dan negara dan perlu dihidupkan kembali.
  • Para tokoh dan elit bangsa kita harus bersatu untuk memberikan contoh dan menjadi teladan bagi rakyat lain.
  • Budaya bangsa ini umumnya berbudi pekerti luhur dan hendaknya diangkat untuk diingat dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh bangsa ini terutama budaya saling hormat menghormati.
  • TNI dan POLRI juga harus segera dibangun dengan tahapan yang strategis yang tentunya harus ditentukan oleh DPR demi terciptanya keamanan dan stabilitas negeri. Ini dilakukan untuk mencegah ancaman disintegrasi..

Penanggulangan Disintegrasi

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh bangsa dan negara ini untuk menanggulangi efek dari adanya disintegrasi, di antaranya yaitu:

  • Menghidupkan dan membangun terus komitmen serta kesadaran untuk bersatu.
  • Menghasilkan kondisi yang dapat digunakan untuk mendukung komitmen, kehendak dan kesadaran untuk bersatu sebagai warga negara.
  • Membangun kelembagaan yang memiliki norma dan nilai kebangsaan untuk menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa.
  • Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tepat dan tegas dalam segala aspek kehidupan.
  • Membuat kebijakan mengenai pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan untuk berbagai pihak, dan semua wilayah.
  • Adanya kepemimpian yang berintegritas dan arif serta efektif.

Kalian juga bisa mempelajari materi lainnya misalnya pembahasan untuk tema demokrasi, mulai dari pengertian demokrasi, jenis, ciri-ciri, kelebihan dan kekurangan; pengertian demokrasi liberal, ciri-ciri dan latar belakang; serta negara penganut sistem demokrasi dan penyalahgunaan demokrasi yang sering terjadi sejak dahulu hungga sekarang.