Friday , September 20 2024
Dewi Sri Dewi Kesuburan

Cerita Rakyat Dewi Sri, Dewi Kesuburan

Di Indonesia ada banyak sekali cerita rakyat, salah satunya adalah legenda Dewi Sri. Adapun Dewi Sri ini memiliki beberapa nama, misalnya saja di kalangan masyarakat Sunda, ia dikenal dengan nama Nyi Pohaci Sanghyang Asri. Berikut ini adalah cerita rakyat mengenai Dewi Sri, Dewi Kesuburan.

Alkisah, pada zaman dahulu kala di wilayah Jawa Tengah, terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan Medang Kamulan. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Prabu Sri Mahapunggung atau sering juga disebut dengan Bathara Srigati. Prabu Sri Mahapunggung ini memiliki 3 orang Anak, Yaitu Dewi Sri, Sadana, Wandu dan Oya.

Dewi Sri merupakan seorang putri yang cantik dan juga cerdas. Dia juga diyakini merupakan titisan dari neneknya yaitu Bathari Sri Widowati. Yang merupakan seorang dewi yang diutus untuk menjaga kelestarian alam di bumi.

Suatu hari Sang Prabu Sri Mahapunggung memerintahkan Sadana untuk menikahi seorang puti, namun Sadana menolak karena kakaknya, Dewi Sri belum Menikah. Walaupun sudah dibujuk dan diiming-imingi untuk menjadi pewaris tahta, Sadana tetap tidak mau menikah dan memilih untuk kabur dari rumah.

Mengetahui Sadana pergi dari rumah, Prabu Prabu Sri Mahapunggung marah dan melampiaskan kemarahannya kepada Dewi Sri. Karena dianggap Dewi Sri adalah penyebab Sadana Pergi. Merasa sedih dan sakit hati karena kemarahan ayahnya maka Dewi Sri memutuskan mengikuti Sadana pergi dari rumah.

Setelah mengetahui bahwa Dewi Sri juga Kabur, Prabu Sri Mahapunggung semakin murka dan mengutuk Dewi Sri menjadi ular sawah dan Sadana menjadi burung sriti.

Sejak saat itu Sadana terbang tak tentu arah, begitu pula dengan Dewi Sri yang terus melata tanpa arah tujuan. Hingga akhirnya setelah kelelahan dia tidur melingkar di lumbung padi milik Kyai Brikhu yang terletak di Dusun Wasutira. Kyai Brikhu yang menemukannya, langsung membawa masuk dan melingkarkan ular sawah jelmaan Dewi Sri di sekitar bayinya.

Hal ini dikarenakan ketika istrinya Hamil Kyai Brikhu mendapatkan mimpi bahwa kelak akan ada seekor ular sawah yang menjaga anaknya. Jika ular sawah itu mati maka Anaknya juga akan mati. Selama Dewi Sri menjaga Anak Kyai Brikhu, ia Selalu diberi makanan berupa katak. Hingga pada suatu hari Kyai Brikhu bermimpi bahwa ular sawah tersebut meminta makanan berupa sesajen sedah ayu, yaitu sirih beserta perlengkapannya, bunga, dan lampu yang harus selalu dinyalakan.

Melihat apa yang dilakukan Dewi Sri, Batara Guru memerintahkan bidadari turun ke bumi untuk membujuk Dewi Sri agar mau menjadi bidadari di Kahyangan. Dewi Sri menyanggupi ajakan itu dengan sebuah syarat, yaitu agar Batara Guru mengembalikan Sadana menjadi manusia. Keinginan itupun dikabulkan bahkan Sadana dinikahkan dengan Dewi Laksmitawahni dan diangkat menjadi dewa.

Setelah kembali menjadi manusia. Dewi Sri menemui Kyai Brikhu untuk mengucapkan terima kasih atas bantuannya selama dikutuk menjadi ular sawah. Dewi Sri juga memberi Imbalan kepada Kyai Brikhu dan keluarga. Yaitu Sandang dan pangan yang selalu melimpah. Dengan satu syarat yaitu selalu memberi sesajen sedah ayu di ruang tengah rumahnya.

Sejak saat itulah, kebanyakan orang Jawa Meletakkan gambar ular di kamar tengah rumah mereka sebagai lambang sosok Dewi Sri yang sudah memberikan kemakmuran dan kesuburan.

Demikianlah cerita rakyat yang mengisahkan Dewi Sri yang juga dikenal sebagai Dewi Padi atau Dewi Kesuburan. Seperti yang telah disinggung di depan, di kalangan masyarakat Sunda, Dewi Sri lebih dikenal dengan nama Nyi Pohaci Sanghyang Asri. Di mana kisah mengenai Nyi Pohaci Sanghyang Asri ini bisa Anda baca selengkapnya di blog Pohaci.