Pengertian Simbiosis, Jenis Bentuk, Contoh dan Manfaatnya. Penjelasan tentang bentuk hubungan simbiosis, macam ragam dan manfaatnya, mulai dari mutualisme, parasistisme, hingga komensalisme. Jika kita sebelumnya telah mempelajari mengenai keseimbangan ekosistem hubungannya dengan komponen biotik yang saling berkaitan satu sama lain, maka bukan hanya itu saja yang dapat dinamakan dengan interaksi. Ada banyak sekali pola interaksi yang bukan hanya sebatas makan memakan antar produsen dan konsumen. Dalam keterkaitan hubungan ini, aktivitas makan dan memakan yang terjadi diantara konsumen primer dan sekunder disebut dengan predasi. Dan juga ada pola interaksi lain yang bukan berupa hubungan saling makan dan dimakan, yaitu adalah simbiosis dan kompetisi. Lalu apa yang dimaksud dengan simbiosis? Bagaimana interaksi tersebut dapat berhubungan satu sama lain, maka kita akan membahasnya di artikel kali ini.
Pengertian Simbiosis
Simbiosis dapat diartikan sebagai cara hidup antar makhluk hidup yang berbeda di dalam sebuah hubungan yang erat dan memberikan pengaruh satu sama lain.
Dilihat dari asal katanya, simbiosis adalah kata yang berasal dari kata bahasa Yunani yaitu συμβίωσις “hidup bersama”, yang berasal dari kata σύν “bersama” dan βίωσις “hidup”. Setiap makhluk hidup yang melakukan hubungan simbiosis disebut sebagai simbion.
BACA JUGA: PENGERTIAN OTOT BISEPS DAN TRISEPS CIRI-CIRI & CARA KERJA
Jenis Bentuk Simbiosis
Jika kita mengelompokkan simbiosis berdasarkan pada sifatnya, maka akan terdapat empat jenis bentuk simbiosis. Yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, dan juga simbiosis parasitisme. Sekarang mari kita bahas satu persatu bentuk simbiosis ini beserta contohnya.
Simbiosis Mutualisme
Simbiosis Mutualisme adalah hubungan yang paling baik antar spesies. Simbiosis mutualisme merupakan interaksi cara hidup bersama yang memberikan keuntungan bersama atau saling menguntungkan antara dua individu makhluk hidup yang berlainan spesies. Kita dapat mengambil contoh dari penerapan simbiosis mutualisme antar makhluk hidup seperti berikut:
Myrmecodia echinata dengan Semut
Myrmecodia adalah tumbuhan sarang semut yang dapat menghasilkan madu atau nektar. Hasil nektar dari tumbuhan inilah yang akan dikonsumsi oleh para semut. Di sisi lain, myrmecodia itu sendiri juga akan memperoleh keuntungan karena mendapatkan mineral atau hara dari hasil pencernaan semut dan limbah-limbah lainnya.
Ikan Karnivor dengan Udang
Ikan predator atau karnivora biasanya akan memiliki sisa-sisa makanan yang tersisa di mulut mereka. Ini menyebabkan adanya banyak sekali parasit yang akan ditempeli dan ditinggali oleh parasit. Dengan adanya udang-udang kecil pemakan parasit, ikan karnivor akan mendapat perawatan gratis dari para udang karena telah memakan parasit yang tinggal di mulutnya.
Jamur dengan Ganggang
Kita juga dapat menemukan hubungan simbiosis mutualisme yang terjadi di antara ganggang dan jamur. Ganggang yang pada dasarnya dapat menghasilkan tumbuhan liken atau lumut kerak akan membantu Jamur. Ini dikarenakan jamur tidak memiliki klorofil dan tidak dapat membuat makanannya sendiri. Sedangkan ganggang memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis. Akhirnya dia bisa menyediakan makanan bagi jamur. Sedangkan jamur akan membantu ganggang untuk menyerap zat-zat mineral yang ada dengan rizoid yang diperlukan untuk bahan berfotosintesis
Kupu-kupu dengan Bunga
Serangga terbang seperti lebah dan kupu-kupu dapat memperoleh makanan mereka berupa madu. Dimana madu ini berasal dari nektar bunga-bunga yang dihisap oleh mereka. Disamping kegiatan menghisap madu oleh serangga-serangga tersebut, bunga akan dibantu untuk proses penyerbukan bunga. Jika tidak dilakukan penyerbukan, tumbuh-tumbuhan tidak akan menghasilkan biji atau bunga.
Simbiosis Komensalisme
Simbiosis Komensalisme adalah simbiosis yang hanya menguntungkan salah satu pihak. Simbiosis komensalisme merupakan interaksi cara hidup antar dua makhluk hidup yang berlainan spesies. Salah satu makhluk hidup yang melakukannya akan memperoleh keuntungan namun makhluk hidup yang lain tidak dirugikan maupun diuntungkan. Kita dapat mengambil contoh dari penerapan simbiosis komensalisme antar makhluk hidup seperti berikut:
Ikan Remora dengan Ikan Hiu
Jika kita melihat video-video yang membahas dokumenter aktivitas di alam, kalian pasti sudah pernah melihat ikan hiu. Bukan hanya sendirian, biasanya kita akan melihat ikan hiu ini didampingi oleh ikan kecil dibagian bawah tubuhnya. Ikan tersebut adalah ikan remora. Ikan kecil ini akan selalu berada berdekatan atau bahkan menempel pada tubuh ikan hiu. Ini ditujukan supaya dirinya aman karena dengan berada di dekat hiu, tidak akan ada hewan pemangsa lain yang berani mendekatinya. Ketika hiu makan, ikan remora juga dapat memakan sisa-sisa makanan dari hu. Walaupun ditumpangi, hiu tidak merasa terganggu maupun keberatan karena ikan remora tidak mengganggunya untuk beraktivitas.
Anggrek dengan Pohon
Jika kita memiliki anggrek, biasanya ibu kita akan meletakkan anggrek tersebut untuk menempel di pohon. Kenapa bisa begitu? Ini dikarenakan anggrek ataupun tumbuhan paku biasanya menggunakan batang pohon yang ditumpanginya menjadi tempat hidup. Pohon yang dijadikan tumpangan dan ditempeli itu dinamakan sebagai tumbuhan inang. Tumbuhan inang itu tidak akan merasa dirugikan karena tumbuhan yang menempel disana tidak akan mengambil makanan darinya sama sekali.
BACA JUGA: SISTEM GERAK PADA MANUSIA (TULANG, SENDI DAN OTOT)
Simbiosis Parasitisme
Ini adalah simbiosis yang merugikan salah satu pihak. Simbiosis parasitisme merupakan interaksi cara holup bersama antar makhluk hidup yang berlainan spesies. Salah individu makhluk hidup yang melakukan simbiosis ini akan memperoleh keuntungan, namun yang lainnya akan dirugikan. Umumnya, kita mengenal jamur penyebab penyakit yang menjadi parasit pada hewan, tumbuhan bahkan manusia. Kita dapat mengambil contoh dari penerapan simbiosis parasitisme antar makhluk hidup seperti berikut:
Benalu dengan Pohon Mangga
Jika kalian melihat sebuah pohon mangga, biasanya sebuah pohon mangga akan memiliki satu Benalu. Benalu ini akan dapat melangsungkan kehidupannya. Ia akan hidup dengan menyerap sari makanan yang di dapat dari pohon mangga. Pohon mangga yang ditinggali ini disebut sebagai inang. Karena hidupnya ditinggali oleh benalu, pohon mangga akan mengalami kematian karena sari makanannya diambil paksa oleh benalu.
Simbiosis Amensalisme
Simbiosis Amensalisme adalah sebuah hubungan interaksi timbal balik antar makhluk hidup, di mana satu pihak akan dirugikan namun pihak lain tidak terpengaruh, tidak dirugikan, tidak pula diuntungkan. Contoh simbiosis amensalisme yang terjadi di alam, antara lain:
Pohon Walnut dengan Tanaman di Sekitarnya
Pohon walnut kita ketahui memiliki senyawa alelopati, yang dapat merusak, menghambat pertumbuhan atau pun perkembangan tanaman yang berada di sekitarnya. Sehingga, tumbuhan yang berada di sekitar pohon walnut akan merasa dirugikan. Namun hal ini tidak memberikan pengaruh kepada pohon walnut itu sendiri. Pohon walnut tidak diuntungkan, namun juga tidak dirugikan atas peristiwa tersebut.
Tanaman Lamtoro dengan Gandum
Tanaman lamtoro menghasilkan senyawa yang dapat merugikan atau memberikan dampak buruk bagi tanaman gandum. Di saat yang sama, gandum akan dirugikan dengan adanya tumbuhan lamtoro, namun tanaman lamtoro tidak mendapatkan kerugian maupun keuntungan.
Manfaat Simbiosis bagi Manusia
Dengan adanya bentuk aktivitas simbiosis yang terjadi antar organisme, manusia juga mendapatkan manfaat untuk melangsungkan kehidupannya. Salah satu manfaat yang dapat didapatkan adalah contohnya untuk meningkatkan produksi pangan yang dikonsumsi oleh manusia. Sejak dulu, bentuk simbiosis yang terjadi pada tumbuhan kacang-kacangan seperti kacang kedelai yang dapat digunakan untuk mengembalikan kesuburan tanah pertanian.
Tumbuhan kacang-kacangan yang melkukan simbiosis secara mutualisme dengan bakteri bernama Rhizobium. Ia kemudian akan membentuk bintil akar. Bintil akar tersebut di dalamnya memiliki bakteri yang akan memperoleh bahan organik yang dibutuhkan. Ini juga dapat membantu tumbuhan untuk mengikat unsur nitrogen bebas. Unsur nitrogen yang dibutuhkan tumbuhan untuk membantu metabolisme yang disebut sebagai sintesis bahan makanan. Ini juga membuat tanah di sekitarnya menjadi subur kembali.
BACA JUGA: PENGERTIAN GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK, PERALATAN UNTUK MENGAMATINYA.
Namun sebaliknya, lahan pertanian sangat memungkinkan untuk berkurang kesuburannya. Jika ditanami oleh tumbuhan yang membutuhkan zat hara yang sama dalam waktu yang cukup lama pula. Sebagai contoh, jika sebuah lahan secara terus-menerus ditanami oleh tanaman cabai, maka kesuburannya akan berkurang. Ini disebabkan karena zat haranya terus diambil oleh tanaman tersebut. Sehingga jika ditanami tumbuhan lain akan berkurang kualitasnya.