Keseimbangan Ekosistem, Ketergantungan Komponen, Produsen, Konsumen & Dekomposer. Dalam sebuah tatanan ekosistem akan dapat dinyatakan seimbang jika didalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan antar komponen-komponen penyusunnya. Sehingga dapat berlangsung secara terus menerus sebagaimana mestinya. Keseimbangan ekosistem disuatu tempat akan terus bertahan selama tidak ada gangguan apapun yang dapat berpengaruh pada salah satu komponen penyusun ekosistem. Dengan kata lain, keseimbangan ekosistem adalah suatu kondisi di mana interaksi antara komponen-komponen yang berada di dalamnya berlangsung secara seimbang dan harmonis, sebagaimana mestinya.
Apabila dalam satu tatanan ekosistem memiliki jumlah produsen cukup banyak ataupun memadai, maka tidak menutup kemungkinan kelangsungan hidup konsumen primer akan terjamin. Begitu juga apabila jumlah konsumen primer cukup banyak ataupun memadai, maka kelangsungan hidup konsumen sekunder akan menjadi terjamin. Jika kondisi seperti terus berusaha dipertahankan, maka tidak menutup kemungkinan jika keseimbangan ekosistem akan terwujud secara sempurna.
Namun sebaliknya karena apabila terjadi penurunan pada jumlah produsen, penurunan jumlah juga akan terjadi pada konsumen primer. Satu penurunan jumlah pada konsumen primer dapat mengakibatkan penurunan jumlah pada konsumen sekunder dan hingga seterusnya. Siklus ekosistem di antara produsen, konsumen primer, dan konsumen sekunder akan saling mempengaruhi dan selalu memiliki ketergantungan satu sama lain.
Jika tumbuh-tumbuhan yang diperlukan untuk dikonsumsi para herbivora semakin banyak, maka pertumbuhan makhluk hidup herbivora juga akan bertambah pesat. Pertambahan yang pesat ini juga dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah produsen. Ini dikarenakan jika herbivor semakin banyak, maka makanan yang dibutuhkan juga semakin banyak. Hubungan ini akan berlanjut pada jumlah karnivora yang semakin meningkat karena banyaknya herbivora untuk dikonsumsi.
Berkurangnya tumbuhan yang pada dasarnya adalah makanan herbivora, dengan adanya pertambahan jumlah herbivora dan karnivora sekaligus, dapat membuat para herbivor akan berkurang. Sebagai akibatnya, tumbuhan akan memiliki jumlah yang jadi lebih tinggi. Siklus seperti ini akan terus berlanjut dan terulang.
Ketergantungan Antar Komponen
Pada umumnya, seluruh makhluk hidup tidak ada yang mampu hidup sendiri. Setiap-setiap makhluk hidup selalu membutuhkan bantuan lingkungan di sekelilingnya. Ketergantungan pada makhluk hidup lain dan sumber daya alam yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan pangan, pertumbuhan, perlindungan, dan perkembangbiakan makhluk hidup. Hubungan ini dilakukan baik di lingkungan biotik maupun abiotik dan merupakan hubungan timbal balik yang spesifik dan kompleks.
Kondisi saling bergantung antar komponen ekosistem membuat interdepensi antara komponen biotik dan abiotik. Interdependensi yang terjadi antara sesama komponen biotik terdiri dari:
- Interdependensi yang terjadi di antara makhluk hidup sejenis disebut interspesies
- Interdependensi yang terjadi di antara makhluk hidup tak sejenis disebut antarspesies
Sesama Komponen Abiotik
Sekarang mari kita membahas mengenai pengaruh yang diberikan makhluk hidup terhadap lingkungan abiotik. Kita ambil contoh seperti kehidupan cacing tanah. Cacing tanah hidup di dalam tanah yang memiliki banyak sekali rongga. Rongga ini memang dibuat oleh cacing tanah sendiri, dengan tujuan untuk menampung oksigen. Dengan begitu, kadar oksigen di dalam tanah akan mencukupi.
Contoh lain juga ketika kita berada di sebuah lokasi yang memiliki banyak sekali pohon, secara otomatis kita akan langsung merasakan kesejukan dan kesegaran. Ini dikarenakan banyaknya pohon membuat lokasi dibawahnya menjadi lebih rindang dan terlindung dari sinar matahari. Begitu pula akan menjadi sebaliknya apabila di sebuah tempat tidak memiliki banyak pohon seperti padang pasir atau pantai. Kita akan langsung merasakan panas terik disekitarnya.
Jika ada interdepensi antara komponen biotik dan abiotik, kita juga akan dapat memahaminya. Misalnya pada tanaman. Pertumbuhan yang berlangsung pada tanaman dengan intensitas penyiraman yang kurang akan mengalami gangguan, hingga kematian. Ini disebabkan karena tumbuhan tersebut tidak mendapat cukup air hingga kekurangan air. Sehingga zat mineral yang ada dalam tanah tidak dapat diserap secara sempurna oleh tumbuhan.
BACA JUGA: PENGERTIAN GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK
Namun ternyata keberadaan air itu sendiri juga dipengaruhi oleh komponen biotik. Ini dapat dilihat ketika tanaman disekitarnya menjadi gundul, maka air hujan yang awalnya dapat ditampung oleh tanaman akan terus menuju tanah hingga menyebabkan banjir atau longsor. Ini dikarenakan fungsi akar tanaman yang sebelumnya menjadi penahan dan penyimpan air hujan menjadi tidak ada karena penggundulan paksa.
Sesama Komponen Biotik
Bukan hanya komponen abiotik yang memiliki ketergantungan satu sama lain, komponen biotik juga saling bergantung. Jika sebelumnya kita membahas mengenai pengaruh kepada lingkungan abiotik, maka sekarang kita akan membahas mengenai pengaruh yang diberikan makhluk hidup pada lingkungan biotik.
Kita ambil contoh, bahwa umumnya hewan disekeliling kita mendapatkan oksigen dari hasil fotosintesis tumbuhan. Bukan hanya hewan, manusia juga memerlukan oksigen. Oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis tumbuhan memakai karbon dioksida yang dikeluarkan dari hewan dan manusia. Kemudian juga memanfaatkan air dari dalam tanah. Proses ini membutuhkan energi tambahan yang berasal dari cahaya, contoh cahaya paling besar adalah cahaya matahari.
Ada juga interdependensi antara sesama komponen biotik. Bakteri dan jamur juga memerlukan oksigen dari tumbuhan lain. Oksigen ini menjadi komponen yang digunakan bakteri dan jamur untuk menguraikan kotoran dan sisa makhluk hidup lain menjadi zat-zat mineral yang kemudian sangat diperlukan tumbuhan.
BACA JUGA: PERKEMBANGAN SISTEM KLASIFIKASI KINGDOM
Tumbuhan memang menjadi pemasok utama kebutuhan oksigen, namun perlu kita garis bawahi bahwa tidak selamanya penyerapan CO2 dilakukan oleh tumbuhan. Karena ketika malam hari, tumbuhan tidak akan memiliki cukup cahaya untuk proses fotosintesis dan mengharuskan tumbuhan untuk melakukan respirasi. Pada saat tersebut, tumbuhan akan menyerap O2 lalu mengeluarkan CO2 ke udara. Maka dari itu, ketika malam hari, kita akan berebut oksigen dengan tumbuhan. Interdependensi yang terjadi antara tumbuhan, hewan dan dekomposer merupakan ketergantungan antar spesies.
Sedangkan interdependensi dapat pula terjadi dalam spesies interdependensi interspesies. Sebagai contoh adalah perkawinan sebuah organisme dalam satu spesies. Seperti kegiatan pembangunan sarang oleh pasukan semut atau rayap.
Ketergantungan antara Produsen, Konsumen, dan Dekomposer
Tumbuhan adalah salah satu produsen. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari di dalam proses fotosintesis yang dilakukannya. Proses fotosintesis ini dapat menghasilkan karbohidrat dan oksigen sekaligus yang juga sangat diperlukan oleh makhluk hidup lain. Bukan hanya pada makhluk hidup jenis lain, tumbuhan juga dapat berguna bagi tumbuhan lainnya. Ini dilakukan demi keberlangsungan aktivitas kehidupan secara utuh.
Berbagai tumbuhan dan hewan memerlukan oksigen untuk respirasi. Begitu pula dengan manusia. Proses respirasi adalah proses untuk menghasilkan sejumlah energi baik gas CO2 maupun H2O. Energi yang dihasilkan dari proses tersebut dapat dimanfaatkan makhluk hidup lainnya seperti manusia, hewan, dan tumbuhan lain untuk beraktivitas dalam kehidupannya mulai dari kegiatan bergerak, tumbuh, berkembang, hingga berkembang biak.
BACA JUGA: SISTEM KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP (PENAMAAN ILMIAH)
Gas CO2 dan H2O dapat diserap oleh tumbuhan hijau dan digunakan sebagai bahan utama penyusun zat organik. Ini semua dihasilkan melalui proses fotosintesis. Sebagai satu komponen yang termasuk dalam komponen abiotik, ketersediaan cahaya Matahari bagi kehidupan sama sekali tidak akan dipengaruhi oleh komponen biotik. Namun sebaliknya, bahwa keberadaan O2, CO2, dan H2O akan sangat dipengaruhi dari komponen-komponen biotik.