Thursday , December 5 2024
Mengenal Pengertian Ekonomi Makro Dan Beberapa Bentuk Kebijakannya

Mengenal Pengertian Ekonomi Makro Dan Beberapa Bentuk Kebijakannya

Ekonomi makro merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi dasar. Ekonomi makro dalam penerapannya menjadi faktor yang akan mempengaruhi banyak kebijakan seperti tenaga kerja, stabilitas harga, dan pertumbuhan perniagaan nasional.

Nah, dari situ dapat dipahami bahwa mempelajari apa itu ekonomi makro sangat penting. Untuk informasi selengkapnya, berikut penjelasan mengenai pengertian ekonomi makro beserta bentuk kebijakannya.

  1. Pengertian Ekonomi Makro
  • Menurut KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian ekonomi adalah suatu ilmu mengenai asas – asas produksi, distribusi, serta penggunaan barang atau harga seperti keuangan, perdagangan, dan perindustrian.

Sementara, pengertian makro merujuk pada jumlah atau ukuran yang besar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekonomi makro adalah pembahasan ilmu ekonomi berskala besar.

Pengertian lain, ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi yang membahas seputar ekonomi secara keseluruhan mulai dari kinerja, perilaku, bahkan hingga proses pengambilan keputusan.

Selain itu, ekonomi makro juga masih berkaitan dengan pemakaian faktor – faktor produksi secara efisien agar terwujud kesejahteraan penduduk yang maksimal.

  • Menurut Adam Smith

Sementara itu, menurut bapak ekonomi dunia, Adam Smith, pengertian ekonomi makro adalah suatu upaya untuk menganalisis sebuah fenonema atau peristiwa yang biasanya berguna untuk mengetahui sebab akibat dari fenomena atau peristiwa tersebut.

  • Menurut Budiono

Kemudian, menurut penulis buku Ekonomi Makro, Budiono, definisi ekonomi makro merujuk pada cabang ilmu untuk mengetahui pertumbuhan perekonomian suatu negara beserta pokok – pokok ekonominya dalam jangka pendek atau panjang.

Mengingat ekonomi makro merupakan sebuah studi ekonomi secara menyeluruh dan berskala besar, sehingga ekonomi makro kerap digunakan sebagai instrumen analisis untuk merancang berbagai kebijakan terkait pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, inflasi, serta keseimbangan neraca negara.

  1. Bentuk Kebijakan Ekonomi Makro

Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa praktik ekonomi makro digunakan untuk merancang berbagai kebijakan. Adapun beberapa kebijakan dalam ekonomi makro, yaitu :

  • Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter menjadi pembeda antara ekonomi makro dan ekonomi mikro. Pelaksanaan kebijakan moneter dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral negara.

Kebijakan moneter dalam ekonomi makro meliputi langkah – langkah pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran agregat seperti mempengaruhi penawaran atau peredaran uang di masyarakat dan mengubah tingkat bunga pada periode tersebut.

Sederhananya, tujuan dibuat kebijakan moneter adalah untuk mengukur jumlah dana yang dikeluarkan oleh bank sentral di suatu negara.

  • Kebijakan Fiskal

Pemerintah menerapkan kebijakan fiskal dalam upaya untuk mempengaruhi pengeluaran agregat atau jalannya perekonomian suatu negara. Kebijakan tersebut diterapkan melalui langkah – langkah untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran negara.

Kebijakan fiskal dalam ekonomi makro berguna untuk mempengaruhi pendapatan nasional, tingkat investasi nasional, distribusi pendapatan nasional, dan lain sebagainya.

  • Kebijakan Segi Penawaran

Kebijakan segi penawaran dalam ekonomi makro lebih menekankan pada keseimbangan neraca keuangan negara atau perusahaan. Bentuk kebijakan ini pun berguna untuk meningkatkan efisiensi kegiatan produksi suatu usaha serta semangat untuk bekerja dengan cara mengurangi pajak pendapatan rumah tangga.

Umumnya, pemerintah menerapkan kebijakan segi penawaran melalui pemberian insentif pada perusahaan – perusahaan yang terus berinovasi, memakai teknologi baru, serta melakukan pengembangan kualitas produknya.

Perlu diketahui, penerapan ekonomi makro ternyata memberikan dampak pada iklim bisnis suatu negara dan kerap dikaitkan erat dengan persoalan keuangan negara tersebut. Ada pula sejumlah persoalan ekonomi makro yang sering muncul seperti permasalahan perbankan dan kredit terkendala atau macet, terjadinya krisis nilai tukar uang di dalam dan luar negeri, serta permasalahan pada konteks bisnis terkait pertumbuhan ekonomi.