Jenis Makna Kata (Semantik) dalam Bahasa Indonesia. Dalam berkomunikasi satu sama lain, manusia menggunakan kalimat-kalimat yang dapat dimengerti. Kata adalah satuan paling kecil dalam kalimat yang tersusun dengan bahasa yang memiliki arti atau makna tertentu. Kata merupakan bahasa yang yang diucapkan maupun dituliskan dan merupakan perwujudan kesatuan makna yang dapat digunakan dalam berkomunikasi. Kajian makna kata menurut penggolongan dari semantik adalah cabang linguistik yang secara khusus mengkaji makna kata, asal usul kata, perkembangan penggunaan kata, serta penyebab terjadinya perubahan makna pada kata.
Jenis-jenis Makna Kata
Kata yang berasal dari dasar yang sama tidak jarang menjadi sumber kesulitan dan kesalahan dalam berbahasa. Maka pemilihan dan penggunaannya harus disesuaikan dengan apa yang diperlukan dan makna apa yang ingin di sampaikan. Agar bahasa yang dipakai mudah dipahami dan tidak menimbulkan kesalahan dalam penafsiran, maka digunakanlah pikiran penulis yang disempurnakan terlebih dahulu untuk memastikan apa yang sebenarnya memang dibutuhkan untuk diinformasikan.
Penggunaan kata yang beraneka ragam kehidupan sehari hari menimbulkan makna kata yang beragam pula jika dilihat dari sudut pandang yang lain. Jenis makna kata secara umum di kenal masyarakat adalah: makna konotasi, denotasi, leksikal, gramatikal, kontekstual, dan lain sebagainya. Belum ada penggolongan dengan pasti mengenai jenis makna kata. Berbagai ahli di dunia mengemukakan pendapatnya mengenai penggolongan makna kata, salah satu di antaranya adalah Abdul Chaer. Beliau menggolongkan makna kata menjadi 13 jenis, yaitu:
Makna Leksikal
Dapat juga disebut makna sebenarnya. Makna Leksikal adalah makna yang dinilai sesuai dengan hasil penginderaan manusia. Sehingga tercipta makna yang sebenarnya, apa adanya dan sering disebut sebagai makna dasar atau konkret. Makna jenis ini bersifat tetap dan pasti. Mengikuti kamus yang ada dan menjadikan kamus sebagai acuan dalam pembuatannya. Kamus yang menjadi acuan dalam bahasa Indonesia adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Misalkan leksem ‘kucing’ yang merupakan jenis binatang peliharaan berkaki empat. Atau mungkin ‘air’ yang bermaksa sebagai barang cair yang digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Makna Gramatikal
Sesuai namanya, makna gramatikal adalah makna yang muncul dikibatkan adanya proses gramatikal atau tata bahasa. Proses gramatikal yang umumnya diketahui antara lain adalah: proses kompisisi, proses reduplikasi, proses afiksasi, serta proses komposisi atau kalimatisasi.
Proses aplikasi awalan pada kata juga termasuk dalam makna gramatikal. Misalkan awalan ‘ber-‘ pada sebuah kata. Contohnya adalah ber-pakaian, ber-lagu dan lain sebagainya. Bisa juga kombinasi komposisi dua kata yang dijadikan satu, dimana contohnya ‘nasi goreng’ maka memiliki makna gramatikal nasi yang digoreng.
Makna Kontekstual
Makna jenis ini merupakan makna yang timbul dari sebuah kata atau leksem yang muncul. Munculnya berdasarkan suatu konteks atau sesuatu tertentu.
Kita sering mendengar kata ‘kepala’. Namun akan berbeda makna jika menjadi kata ‘kepala adik’, ‘kepala surat’, ‘kepala keluarga’.
Makna Referensial
Makna referensial adalah makna yang memiliki referensi atau acuannya di dalam dunia nyata. Misalkan ada tanda kepemilikan pada kalimat contoh ini: (“Tadi pagi saya bertemu dengan Yuli”, Kata Teguh) maka kata ‘saya’ pada kalimat tersebut mengacu pada Teguh.
Makna Non-referensial
Ini merupakan makna yang memiliki arti berlawanan dari makna referensial. Makna non-referensial adalah makna pada sebuah kata yang tidak mementingkan acuan di dunia nyata. Contohnya adalah penggunaan kata ‘dan’, ‘atau’, ‘karena’, ‘sebab’, ‘jika’ ,’maka’. Kata kata pada barisan tersebut tidak memiliki acuan yang jelas.
Makna Denotatif
Adlah makna sesungguhnya. Atau bisa disebut makna asli atau asal yang dimiliki oleh sebuah kata. Tidak ada makna tersembunyi lain yang ada di dalamnya. Mirip dengan makna leksikal, makna denotatif juga mengacu pada kamus dan literatur bahasa lain.
Makna Konotatif
Sebuah kata dapat dikenali apakah mengandung makna konotatif atau tidak. Salah satu cirinya adalah adanya sisipan nilai emosi tertentu dalam pengucapan dan penerapannya. Dalam berbahasa, manusia bukan hanya mengungkapkan gagasan, atau isi pikiran saja, Melainkan juga menambahkan pengungkapan emosi tertentu yang bertujuan untuk dipahami maknanya bagi yang mendengarkan.
Konotatif merupakan kebalikan dari denotatif. Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan dalam sebuah kata yang saling berhubungan dengan nilai rasa seseorang terhadap kata tersebut. Misalkan kita memahami makna kataa ‘kurus’, ‘ramping’ dan ‘krempeng’. Ketiganya memiliki makna yang sama namun dengan konotasi yang berbeda. Semuanya memiliki makna dan bersinonim satu sama lain. Mengacu pada keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari umumnya. Namun penggunaan ‘ramping’ dan ‘krempeng’akan memiliki konotasi yang bertolak belakang. Dimana jika seseorang di nilai ramping adalah konotasi yang positif. Sedangkan jika ‘krempeng’ memiliki konotasi negatif.
Makna Konseptual
Merupakan makna yang terkandung dan dimiliki oleh sebuah kata yang terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Makna konseptual adalah makna yang terkandung pada kata yang berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain. Sebagai contoh kita ambil kata ‘sawah’ yang memiliki makna ladang atau tempat untuk bercocok tanam.
Makna Asosiatif
Adalah makna kata yang muncul dikarenakan adanya hubungan sebuah kata dengan hal lain di luar bahasa umum. Sebagai contoh kata ‘hitam’, jika umumnya bermakna warna, maka akan memiiki arti lain jika dikombinasikan menjadi makna asosiatif. Makna kata ‘hitam’ pada asosiatif dapat berarti sebagai sesuatu yang jahat atau negatif. Begitu pula dengan kata ‘putih’ yang menjadi kebalikannya.
Makna Kata
Adalah hal umum dari sebuah gambaran kasar dan tidak jelas. Makna jenis ini menjelaskan beberapa kata sebagai kata yang memiliki makna lazim atau mirip bahkan sama.
Makna Istilah
Ini adalah makna yang sering kita dengar keberadaannya. Makna istilah memiliki sisi terbalik dari makna kata. Memiliki sifat jelas, tidak meragukan, dan hanya digunakan pada suatu bidang keilmuan atau kegiatan tertentu saja. Misal kata ‘lengan’ dan ‘tangan’ pada ilmu kedokteran, keduanya memang dikenali sebagai bagian anatomi tubuh manusia. Istilah ‘lengan’ lebih condong pada bagian tubuh mulai dari bagian siku hingga ke pangkal bahu, sedangkan istilah ‘tangan’ adalah bagian tubuh mulai dari jari jari tangan hingga ke siku.
Makna Idiom
Ialah makna kata yang terdapat pada sebuah kelompok kata tertentu. Makna yang terbentuk akan berbeda dengan makna asli dari sebuah kata. Hampir mirip dengan makna konotasi, namun kemunculan makna kata idiom belum diketahui. Sebagai contoh pada frasa ‘kutu buku’, bukan berarti hewan yang jalan-jalan diatas kertas, namun penggunaan frasa tersebut bermaksud ‘orang yang suka membaca buku’.
Makna Peribahasa
Jenis makna yang terakhir adalah makna peribahasa. Makna ini hampir mirip dengan idiom. Sama-sama muncul karena pembentukan frasa atau kumpulan beberapa kalimat tertentu. Namun berbeda dengan idiom, makna peribahasa dapat diketahui asal usulnya. Contoh makna peribahasa dapat dilihat pada kalimat ‘dua orang itu hidup bagai anjing dan kucing’, penggunaan frasa anjing dan kucing memiliki makna ‘tidak pernah akur’.