Materi sosiologi tentang definisi interaksi sosial, syarat terjadinya dan ciri-ciri, bentuk serta contoh interaksi sosial yang umumnya terjadi. Manusia berdasarkan kodratnya merupakan makhluk sosial sekaligus bagian dari kelompok sosial yang saling terhubung dengan yang lainnya. Selain itu, manusia juga membutuhkan interaksi. Adapun interaksi sosial dilakukan karena manusia perlu berkomunikasi satu dengan yang lain.
Komunikasi dan interaksi sosial ini juga merupakan bagian dari sosialisasi yang diperlukan manusia dalam hidupya. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang sosialisasi, sobat bisa langsung menuju artikel yang juga pernah dibahas di Ilmupelajaran.com.
Pengertian Interaksi Sosial
Secara etimologis, interaksi sosial tersusun dari tiga kata yaitu “inter” yang berarti antar atau berbalas-balasan, “aksi” yang berarti tindakan, dan “sosial” yang berarti lebih dari satu orang.
Jadi secara etimologi, pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antar beberapa orang atau dapat juga diartikan sebagai suatu proses dimana orang-orang atau kelompok-kelompok melakukan kontak dan berkomunikasi satu sama lain, komunikasi ini dilakukan secara verbal dan tindakan.
Interaksi sosial atau hubungan sosial ini bisa terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau pun kelompok dengan kelompok. Kunci penting suatu hubungan disebut dengan interaksi sosial adalah adanya hubungan timbal balik antar anggota yang berinteraksi.
Lalu, bagaimanakah dengan definisi interkasi sosial menurut para ahli? Simak uraiannya berikut ini!
1. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul Sosiologi: Suatu Pengantar (1994) Interaksi Sosial adalah suatu proses sosial tentang cara berhubung, proses ini dapat dilihat jika individu dengan kelompok sosial saling bertemu lalu menentukan sistem dan hubungan sosial.
2. Gilin
Sedangkan menurut gillin Interaksi Sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu dan kelompok atau antar kelompok. Pengertian ini merupakan penjabaran interaksi sosial secara etimologis.
3. Homans
Menurut Homans interaksi Sosial adalah suatu keadaan dimana aktivitas (kegiatan) yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain akan mendapat respon baik berupa ganjaran atau hukuman berupa kata-kata atau tindakan.
4. Macionis
Macionis beanggapan interaksi Sosial adalah suatu proses aksi atau tindakandan reaksi atau balasan tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dan juga dalam kelompok.
5. Broom dan Selznic
Broom dan Selznic mendefinisikan interaksi Sosial sebagai suatu proses aksi yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon yang sesuai dengan aksi yang diterima sebelumnya.
6. Bonner
Boner menyatakan interaksi Sosial adalah suatu hubungan timbal balik antar dua individu atau lebih, dimana hbungan ini memberi efek saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu lain atau sebaliknya.
7. Maryati & Suryawati
Hampis serupa dengan Boner, Maryati dan Suryawati menyebytkan bahwa interaksi Sosial merupakan suatu kontak atau hubungan timbal balik dan tindakan balasan (respon) antar individu, antar kelompok atau individu dan kelompok.
8. Selo Soemardjan
Berbeda dengan yang lainnya Selo Sumarjan mengartikan interaksi sosial denganlebih singkat, yaitu suatu hubungan timbal balik antara manusia dalam berbagai segi kehidupan bersama.
9. Kimball Young & Raymond W. Mack
Kimball Young & Raymond W. Mack juga mengartikan interaksi Sosial seperti pengertian etimologisnya yakni suatu hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, individu dengan kelompok, atau pun kelompok dengan kelompok lainnya.
10. Astrid. S. Susanti
Pengertian terakhir menurut Astrid. S. Susanti interaksi Sosial adalah hubungan antar manusia yang menciptakan hubungan tetap, hasil akhir dari hubungan ini adalah terbentuknya suatu struktur sosial. Hasil interaksi yang diperoleh sangat tergantung oleh nilai dan arti serta interpretasi dari semua pihak yang terlibat dalam interaksinya.
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Setelah mengetahui pengertian interaksi sosial dari para ahli, kita dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial tidak dapat terjadi begiu saja. Dibutuhkan persyaratan tertentu agar interaksi sosial dapat terjadi yaitu:
1. Kontak Sosial
Kontak berasal dari dua kata dalam bahasa latin, yaitu con atau cum yang memiliki arti bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Sehingga jika disimpulkan kontak artinya sama-sama menyentuh atau saling menyentuh. Meskipun dalam perkembangannya menyentuh ini bukan hanya dilakukan secara fisik. Namun dapat pula dilakukan secara verbal.
Sedangkan Kontak sosial merupakan hubungan antara satu pihak dengan pihak lain, kontak sosial adalah awal mula terjadinya hubungan sosial, yang salng merespon satu dengan yang lain.
2. Komunikasi
Komunikasi merupakan kegiatan yang saling menafsirkan perilaku antar pelaku kontak sosial. Penafsiran ini dapat diwujudkan dalam pembicaraan, sikap, perasaan, gerakan fisik. Setidaknya ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu:
- Komunikator atau pelaku yang melakukan aksi
- Komunikan adalah orang atau kelompok yang memberikan reaksi
- Pesan atau aksi yang dapat berupa informasi, interuksi atau perasaan.
- Media untuk menyampaikan pesan.
- Efek (Pengaruh) dari pesan maupun aksi yang disampaikan.
Ciri-ciri Interaksi Sosial
Setelah kedua syarat terpenuhi, untuk mengenali interaksi sosial dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
- Interaksi sosial melibatkan pelaku lebih dari satu orang, karena dalam proses ini terjadi aksi dan reaksi yang hanya dapat muncul jka pelaku lebih dari satu orang.
- Interaksi sosial menggunakan komunikasi komunikasi ini bisa secara verbal mauun non verbal yang dimengerti oleh kedua belah pihak yang melakukan interaksi.
- Interaksi sosial memiliki batasan waktu yang jelas. Baik itu dimasa lalu, masa kin maupun masa depan.
- Terdapat tujuan yang ingin dicapai dari kedua belah pihak. Tujuan interaksi sosial ini bisa sama, bisa pula berujung kerja sama bahkan bisa juga sangat berbeda sehingga menimbulkan pertentangan.
Contoh Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat terjadi dimana saja selama melibatkan manusia dalam kelompok sosial. Berikut adalah contoh interaksi sosial mulai dari interaksi terkecil antar individu sampai interaksi yang melibatkan banya orang
1. Interaksi Sosial Individu dengan Individu
Interaksi sosial antar individu adalah yang paling sederhana, sebagai contoh:
- Seorang ibu yang mengajari anaknya belajar berhitung dan membaca
- Seorang siswa yang bertanya kepada guru
- Interkasi antara penjual dan pembeli
2. Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok
Tingkat berikutnya adalah interaksi sosial antara individu dengan kelompok, beberapa contoh interaksi ini adalah:
- Presiden dengan rakyat negaranya
- Komandan dengan anggotanya
- Gubernur dengan warganya
- Khotbah jum’at di Masjid
3. Interaksi Sosial Kelompok dengan Kelompok
Interaksi sosial kelompok dengan kelompok ini merupakan interaksi yang sangat kompleks. Berikut ini adalah beberapa contoh interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok:
- Pramuka dan Osis bekerja sama dalam suatu acara.
- TNI dan polri bekerja sama menumpas bandar judi dan narkoba.
- Kelompok 1 dan kelompok 2 saling diskusi tentang mata pelajaran hubungan sosial.
- Osis dan PMR saling membantu membuat sukses acara bakti sosial.
Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial meliputi semua jenis interaksi baik positif maupun negatif. Berdasarkan hal ini maka bentuk interaksi sosial bisa diklasifikasikan jadi dua, yaitu proses sosial asosiatif dan disasosiatif.
Proses asosiatif adalah proses positif yang meliputi kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Sedangkan proses disosiatif merupakan proses negatif meliputi persaingan, kontravensi, pertikaian, dan konflik sosial.
1. Proses Asosiatif
Bentuk interaksi sosial asosiatif biasanya memiliki tujuan yang mengarah pada kesatuan. Proses asosiatif dapat juga disebut sebagai proses integratif atau konjungtif. Dalam proses ini kedua belah pihak yang terlibat berproses dalam suasana harmonis. Bentuk proses asosiatif ini dapat dibedakan lagi menjadi 4 proses yaitu:
1.1. Kerja Sama
Kerja sama merupakan pekerjaan atau suatu usaha bersama, kerjasama ini biasanya diawali karenamemiliki ketertarikan yang sama. Proses ini dapat terjadi antar individu maupun antar kelompok. Berdasarkan proses terjadinya kerja sama dibagi jadi 4, yaitu:
- Kerja sama spontan, yaitu kerjasama yang terjadi secara spontan
- Kerja sama langsung, kerjasama ini biasanya terjadi sebagai hasil perintah seperti dari atasan kepada bawahan.
- Kerja sama kontrak, yaitu kerjasama yang dilakukan atas dasar syarat-syarat atau ketetapan tertentu dan sudah disepakati bersama.
- Kerja sama tradisional, merupakan kerja sama dari sebagian atau unsur-unsur tertentu dari suatu sistem sosial.
1.2. Akomodasi
Akomodasi dapat diartikan sebagai suaitu proses penyesuaian diri antar individu maupun antar kelompok manusia yang awalnya saling bertentangan. Tujuan dari akomodasi adalah untuk mengatasi ketegangan-ketegangan antara dua pihak yang bertentangan.
Akomodasi dilakukan agar keseimbangan interaksi sosial yang sesuai dengan norma dan nilai dalam masyarakat dapat terwujud. Akomodasi memiliki 8 bentuk antara lain:
1.2.1. Coersion
Coersion adalah akomodasi yang didapatkan melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain. Biasanya dari pihak yang kuat terhadap pihak yang lebih lemah.
1.2.2. Kompromi
Kompromi adalah akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak saling memahami. Setelahnya kedua belah pihak akan mengurangi tuntutan untuk mencapai kata sepakat.
1.2.3. Arbitrasi
Arbitrasi adalah suatu proses penyelesaian perselisihan oleh pihak ketiga. Hal ini dilakukan karena kedua pihak yang yang berselisih sudah tidak bisa mengusahakan kata sepakat tanpa adanya bantuan.
1.2.4. Mediasi
Mediasi sebenarnya mirip dengan arbitrasi namun dalam proses mediasi pihak ketiga hanya bertugas sebagai penengah. Yang menyelesaikan perselisihan tetap dua orang yang bersangkutan.
1.2.5. Konsiliasi
Konsiliasi adalah bentuk akomodasi untuk mencapai tujuan bersama, namun di awal kedua belah pihak berselisih dan memiliki tujuan yang sama sekali berbeda.
1.2.6. Toleransi
Toleransi merupakan kesadaran pribadi dimana seseorang memiliki keinginan menghindarkan diri dari perselisihan yang saling merugikan kedua belah pihak.
1.2.7. Stalemate
Stalemate adalah suatu proses akomodasi dimana kekuatan kedua kelompok yang terlibat pertentangan seimbang.
1.2.8. Ajudikasi
Ajudikasi merupakan penyelesaian masalah atau sengketa melalui pengadilan atau jalur hukum.
1.3. Asimilasi
Ketika dalam suatu kelompok masyarakat terjadi banyak perbedaan yang bertentangan, maka dibutuhkan penyelesaian berupa proses asimilasi. Upaya mengurangi dan menyesuaikan perbedaan ini dilakukan berdasarkan kepentingan dan tujuan bersama.
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempermudah terjadinya proses asimilasi:
- Sikap toleransi antar individu dan kelompok
- Kesempatan-kesempatan yang seimbang di berbagai bidang
- Sikap saling menghargai dari kedua belah pihak
- Sikap terbuka dari golongan yang lebih berpengaruh atau lebih kuat
- Menggali adanya kemungkinan persamaan dari kedua hal yag menjadi masalah
- Munculnya pihak ketiga yang merupakan musuh bersama.
- Selain hal yang mempermudah, tentu saja adapula faktor-faktor penghambat asimilasi, antara lain:
- Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
- Kedua belah pihak kurang saling mengenal
- Perasaan takut terhadap kekuatan salah satu pihak.
- Perasaan rendah diri yang meyakini bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
- Perbedaan ciri-ciri fisik antara kedua belah pihak
- In-group feeling (perasaan yang kuat) yang berlebihan terhadap budaya kelompoknya.
- Bila perselisihan terjadi antara golongan minoritas dengan golongan yang berkuasa.
1.4. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses penerimaan terhada unsur-unsur budaya asing. Proses ini terjadi secara perlahan dan tidak mengakibatkan hilangnya kebudayaan asli.
2. Proses Disosiatif
Proses sosial disosiatif merupakan suatu proses interaksi sosial negatif. Biasanya dipicu karena kondisi sosial yang tidak harmonis dan tidak tertib sehingga sering muncul ketegangan dan pertentangan di dalamnya. Proses sosial disosiatif juga sering disebut sebagai proses sosial disintegratif atau disjungtif. Lalu apa saja yang termasuk proses sosial disosiatif? Mari kita bahas satu persatu:
2.1. Persaingan
Persaingan Adalah suatu proses sosial dimana kedua belah pihak saling berebut untuk mencapai atau memperoleh sesuatu. Persaingan ini biasa hanya melibatkan dua belah pihak namun bisa juga terjadi antar banyak pihak dalam jumlah tak terbatas.
Sebenarnya terjadinya persaingan tidak selalu bermakna negatif. Persaingan juga memiliki beberapa fungsi, antara lain:
- Dapat Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama-sama menuntut dipenuhi namun tida dapat dipenuhi secara bersamaan.
- Dapat menjadi penghubun dalam kepentingan serta nilai-nilai dalam masyarakat, sekalipun dalam kepentingan dan nilai yang memicu munculnya konflik.
- Dapat menjadi proses seleksi secara alami untk menentukan indivivu atau kelopok yang pantas untuk mendapatkan hal yang diperebutkan.
2.2. Kontravensi
Kontravensi adalah suatu proses sosial yang ditandai dengan muculnya rasa ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan. Namun semua bentuk rasa tersebut tidak diungkapkan secara terbuka. Kontraversi ini biasanya muncul karena adanya perbedaan pendirian.
Bentuk-bentuk kontraversi menurut Leopold von Wise dan Howard Becker, antara lain:
- Kontravensi sederhana, contoh yang paling sering adalah menyangkal pernyataan orang di depan umum.
- Kontravensi umum, dapat berupa proses penolakan, perlawanan ataupun pengancaman kepada pihak lain.
- Kontravensi intensif, berupa penghasutan atau penyebaran isu.
- Kontravensi rahasia, kontraversi yang dilakukan secara diam-diam seperti pembocoran informasi rahasia.
- Kontravensi taktis, yaitu kontraversi yang dilakukan untuk mengejutkan pihak lain seperti provokasi dan intimidasi.
2.3. Pertikaian
Pertikaian adalah proses disosiatif yang merupakan bentuk lanjut kontravensi, pertikaian biasanya merupakan perselisihan terbuka dan disertai dengan kekerasan.
2.4. Konflik
Konflik merupakan gejala sosial yang umum terjadi dalam masyarakat. Konflik dapat terjadi antar individu maupun antar kelompok. Biasanya konflik terjadi ketika salah satu atau kedua belah pihak berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan dengan memakai ancaman dan juga kekerasan.
Nah sobat, itulah uraian lengkap materi pengertian interaksi sosial, yang meliputi syarat, ciri, bentuk dan contohnya yang telah kami jelaskan secara detail. Semoga sobat dapat memahaminya dengan mudah, dan jangan lupa untuk mempelajari materi lainnya misalnya untuk mata pelajaran antropologi seperti pengertian budaya, wujud, klasifikasi, karakteristik, unsur dan potensi kebudayaan, lalu ada juga pengertian etnografi dan yang tidak kalah menarik untuk disimak adalah pengertian animisme dan dinamisme pada kepercayaan kuno manusia.